April 19, 2025

Maniakmakan : Tempat Wisata Kuliner Paling Asyik Yang Kaya dengan Kelezatan

Tempat Makan Warunk Maniak ini, Menjadi Salah Satu Makanan Asian, Makanan Indonesian Makan pilihan Warga Lokal

Jalak Curry: Daging Burung yang Dianggap ‘Tabu’

Di tengah keberagaman kuliner Asia Selatan, terdapat satu hidangan yang langka, kontroversial, dan jarang terdengar namanya di restoran umum: Jalak Curry. Terbuat dari daging burung jalak—yang dalam banyak budaya dianggap sebagai hewan peliharaan atau burung kicau berharga—hidangan ini memicu perdebatan sengit antara pecinta kuliner, pecinta satwa, dan masyarakat umum.

Antara Tradisi dan Kontroversi

Jalak Curry bukanlah hidangan yang mudah ditemukan. Ia umumnya berasal dari daerah https://www.labuanresort.com/ pedesaan di India, Bangladesh, atau bahkan sebagian wilayah Indonesia, yang masih memiliki tradisi berburu dan memasak burung liar. Di daerah tersebut, burung jalak dianggap sebagai sumber protein alternatif, terutama saat kondisi ekonomi sulit atau ketika bahan makanan lain langka.

Namun, di kota-kota besar atau komunitas modern, memakan burung jalak dianggap tabu. Pasalnya, jalak sudah lama dikenal sebagai burung peliharaan eksotis, dikenal karena kemampuannya meniru suara manusia, kecerdasannya, dan keindahan bulunya. Banyak orang memelihara jalak bukan untuk dikonsumsi, tapi sebagai teman hiburan, simbol kemakmuran, bahkan bagian dari keluarga.

Cita Rasa yang Unik

Bagi mereka yang pernah mencicipinya, daging jalak memiliki tekstur lembut dan sedikit lebih kenyal dibanding ayam kampung. Rasanya gurih dan khas, apalagi jika dimasak dengan kari pedas bergaya India atau rendang rempah di Sumatra. Hidangan ini biasanya dimasak dengan campuran bawang putih, jahe, cabai merah, kunyit, dan ketumbar, lalu direbus perlahan hingga daging empuk dan bumbu meresap.

Namun karena ukuran burung yang kecil dan daging yang minim, Jalak Curry lebih sering disajikan dalam porsi kecil dan menjadi makanan eksklusif di lingkungan tertentu.

Aspek Etika dan Konservasi

Di luar rasanya yang menarik, Jalak Curry menimbulkan pertanyaan serius soal etika dan konservasi. Beberapa spesies burung jalak—seperti Jalak Bali—telah dikategorikan terancam punah dan dilindungi oleh hukum internasional. Konsumsi dan perburuan liar terhadap burung jalak dapat mempercepat kepunahan spesies ini, terutama jika tidak dibedakan antara jenis jalak yang umum dan yang langka.

Organisasi pelestari satwa dan pemerhati lingkungan pun mengecam konsumsi daging jalak. Mereka mengimbau masyarakat untuk tidak menjadikan burung jalak sebagai santapan, apalagi jika ditangkap dari alam liar tanpa izin atau pemahaman akan spesiesnya.

Warisan Budaya atau Pelanggaran Moral?

Bagi sebagian komunitas tradisional, Jalak Curry adalah warisan nenek moyang, bagian dari budaya berburu dan bertahan hidup. Tapi di tengah kesadaran global akan keberlangsungan hidup satwa liar, konsumsi burung ini kini mulai dipertanyakan. Apakah kita harus terus melestarikan tradisi kuliner ekstrem jika mengancam spesies langka?

BACA JUGA: Nasi Pecel Madiun: Sambal Kacang Dicampur Daun Jati Bekas Tapi Dicari Banyak Orang

Share: Facebook Twitter Linkedin

Comments are closed.