Makanan dan minuman pahit seringkali dihindari karena rasanya yang tidak bersahabat. Namun, di berbagai belahan dunia, bahan pahit justru dianggap sebagai makanan super, obat tradisional, atau bahkan simbol budaya. Apa saja mitos dan fakta menarik di balik makanan pahit yang populer di berbagai negara? Mari kita telusuri!
1. Pare (Asia): Pahit Tapi Dipercaya Menyembuhkan Diabetes
Mitos:
- “Pare bisa menyembuhkan diabetes secara total.”
- “Makan pare setiap hari bikin panjang umur.”
Fakta:
✔ Pare mengandung charantin & polypeptide-P, senyawa yang membantu menurunkan gula darah, tetapi tidak menggantikan obat diabetes.
✔ Efek samping: Konsumsi berlebihan bisa menyebabkan diare atau hipoglikemia.
✔ Populer di masakan Tiongkok, India, dan Filipina rajazeus sebagai tumisan atau campuran sup.
Fakta Menarik: Di Jepang, pare (disebut gōya) adalah bahan utama chanpurū, hidangan khas Okinawa yang dianggap sebagai rahasia umur panjang penduduk setempat.
BACA JUGA: Mengapa Teh Maroko Rasanya Pahit dan Kuat? Rahasia di Balik Minuman Legendaris Ini
2. Kopi Hitam (Global): Pahit Bikin Melek atau Bikin Sakit Lambung?
Mitos:
- “Kopi hitam tanpa gula lebih sehat.”
- “Kopi pahit menyebabkan maag.”
Fakta:
✔ Kopi hitam memang rendah kalori, tetapi manfaatnya tergantung pada takaran dan kondisi tubuh.
✔ Kafein bisa merangsang asam lambung, tetapi tidak secara langsung menyebabkan maag kecuali dikonsumsi berlebihan.
✔ Rasa pahit kopi berasal dari senyawa asam klorogenat, yang juga bersifat antioksidan.
Fakta Menarik: Di Ethiopia, tempat asal kopi, minum kopi pahit adalah ritual sosial yang disebut “coffee ceremony”, dianggap sebagai simbol persahabatan.
3. Fernet-Branca (Argentina): Minuman Pahit untuk Mabuk?
Mitos:
- “Fernet bisa menyembuhkan mabuk alkohol.”
- “Minum Fernet con Coca bikin nggak sakit perut.”
Fakta:
✔ Fernet-Branca mengandung rempah-rempah yang membantu pencernaan, tetapi tidak menetralisir alkohol sepenuhnya.
✔ Campuran Fernet dengan Coca-Cola justru meningkatkan asupan gula, yang bisa memperburuk dehidrasi saat mabuk.
✔ Digemari di Argentina sebagai minuman sosial, bukan obat.
Fakta Menarik: Fernet awalnya dibuat di Italia sebagai obat pencernaan, tetapi justru lebih populer di Argentina.
4. Teh Hijau Matcha (Jepang): Pahit Tapi Bikin Awet Muda?
Mitos:
- “Matcha lebih sehat daripada teh biasa.”
- “Minum matcha tiap hari bikin kulit glowing.”
Fakta:
✔ Matcha memang kaya antioksidan (EGCG), tetapi manfaatnya tergantung pada kualitas dan konsumsi rutin.
✔ Rasa pahit matcha berasal dari L-theanine, yang memberikan efek relaksasi.
✔ Tidak semua matcha sama—grade rendah bisa terasa lebih pahit dan kurang manfaatnya.
Fakta Menarik: Di Jepang, matcha grade tertinggi digunakan dalam upacara teh, sementara grade rendah dipakai untuk makanan seperti mochi dan es krim.
5. Jus Daun Pepaya (Indonesia): Pahit Tapi Bikin Sehat?
Mitos:
- “Jus daun pepaya bisa menyembuhkan demam berdarah.”
- “Minum jus pepaya bikin nafsu makan meningkat.”
Fakta:
✔ Daun pepaya mengandung papain, enzim yang membantu pencernaan, tetapi tidak secara langsung menyembuhkan DBD.
✔ Rasa pahitnya berasal dari alkaloid, yang bisa merangsang produksi trombosit, tetapi efeknya terbatas.
✔ Sering dikombinasikan dengan madu untuk mengurangi rasa pahit.
Fakta Menarik: Di Bali, daun pepaya muda (“lawar pepaya”) digunakan dalam masakan tradisional untuk menetralisir lemak babi.
6. Angostura Bitters (Trinidad & Tobago): Pahit Hanya untuk Koktail?
Mitos:
- “Angostura Bitters hanya untuk bartender.”
- “Tidak ada manfaat kesehatan sama sekali.”
Fakta:
✔ Awalnya dibuat sebagai obat pencernaan di Venezuela.
✔ Mengandung rempah-rempah seperti gentian dan kayu manis yang baik untuk pencernaan.
✔ Hanya perlu beberapa tetes untuk memberikan efek rasa.
Fakta Menarik: Botol Angostura Bitters sengaja didesain dengan label besar karena kesalahan produksi, tetapi justru jadi ciri khasnya.
7. Dark Chocolate (Eropa): Semakin Pahit, Semakin Sehat?
Mitos:
- “Dark chocolate 99% lebih sehat daripada yang manis.”
- “Cokelat pahit bisa menurunkan berat badan.”
Fakta:
✔ Kakao tinggi antioksidan, tetapi rasa terlalu pahit belum tentu lebih sehat.
✔ Dark chocolate 70-85% adalah pilihan ideal untuk manfaat kardiovaskular.
✔ Tetap mengandung kalori, jadi tidak bisa dikonsumsi berlebihan.
Fakta Menarik: Suku Aztec dan Maya mengonsumsi cokelat pahit sebagai minuman suci untuk stamina.